Jumat, 27 Juli 2012

YOEWANTO BENY , Belajar Dari Pengalaman

Yoewanto Stya Beny boleh dibilang cukup mujur bisa mengawali debut karier profesionalnya langsung di kompetisi kasta tertinggi selevel Indonesia Super League (ISL)

Bahkan tak tanggung-tanggung, penj...aga gawang kelahiran 3 April 1993 ini langsung bergabung dengan klub besar seperti Arema.

Sejak kembali dari pemusatan latihan di Uruguay bersama Sociedad Anonima Deportiva (SAD), pemain berusia 19 tahun itu langsung ditarik memperkuat skuad senior Singo Edan yang kebetulan pada putaran pertama ISL 2011-2012 mengalami krisis kiper.

Kehilangan Dian Agus Prasetyo yang mengalami cedera patah kaki, Beny langsung disiapkan menjadi pelapis Rudi Ardiansyah dan Ngurah Komang Arya.
Nyatanya, Beny bahkan tampil lebih sering dibanding dua seniornya tersebut.
Gawangnya sempat menjadi bulan-bulanan Keith Kayamba Gumbs dkk kala Arema dipecundangi Sriwijaya FC di kandang sendiri.

Namun belajar dari pengalaman tersebut, Beny berupaya bangkit dan menunjukkan performa menanjak di empat laga berikutnya.

Dari lima kali dipercaya tampil sebagai starter, total 10 gol bersarang di gawang kiper asal Tegalgondo tersebut. Bukan catatan impresif memang, karena berarti rata-rata dia kebobolan dua gol. Namun sebagian menilai Beny tampil cukup menawan.

“Secara teknik dia mampu. Hanya saja dia masih butuh lebih banyak jam terbang lagi,” ujar pelatih kiper Arema, Dwi Sasmianto kala itu.

Memasuki putaran kedua, bungsu dari dua bersaudara itu harus bersaing lebih keras untuk menembus line up. Maklum saja, di paro musim kedua Arema diperkuat dua kiper berpengalaman yang juga terikat hubungan darah, yakni Achmad Kurniawan dan Kurnia Meiga.

Duo penjaga gawang kakak beradik itu seolah menggusur posisi Beny yang akhirnya tak mencatatkan sedetikpun minutes play di putaran kedua. Meski begitu, Beny tak patah arang. Menurutnya, persaingan seperti itu sangat wajar terjadi dalam tim sebesar Arema.

Tak ingin hanya meratapi kerasnya persaingan, alumni Akademi Arema ini bertekad mengukir prestasi lebih baik lagi di musim mendatang.

“Saya harus lebih siap menghadapi persaingan musim depan. Pengalaman musim lalu menjadi pelajaran berharga buat saya terjun di kancah ISL,” ujar Yoewanto

Bahkan semasa rehat kompetisi seperti saat ini, penyuka masakan asado dan milanesa tersebut rajin berlatih di rumah untuk menjaga kondisi fisiknya tetap prima.

“Aktifitas Ramadan masih tetap jaga kondisi. Lebih banyak skipping di sela kegiatan refreshing seperti ngabuburit,” ujarnya lantas terkekeh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar