Kamis, 02 Agustus 2012

Tiga Kiper Muda Arema Siap Bersaing

Yoewanto Stya Beny menjadi salah satu pemain debutan dalam skuad Singo Edan musim lalu. Penjaga gawang berusia 19 tahun tersebut muncul sebagai bintang anyar di tengah krisis penjaga gawang yang mendera klub berlogo kepala singa. Meski akhirnya harus puas menjadi pelapis seiring kehadiran Achmad Kurniawan dan Kurnia Meiga, namun namanya mulai diperhitungkan sebagai kiper masa depan Arema.

Namun, bukan perkara mudah bagi jebolan Akademi Arema itu untuk bertahan di skuad senior Singo Edan musim depan. Alumni Sociedad Anonimo Deportiva (SAD) Uruguay itu bakal mendapat pesaing ketat untuk mengamankan posisinya di tim utama. Pesaingnya tak lain adalah rekannya sesama jebolan Akademi Arema, yaitu Teguh Ari dan Teguh Amirudin.
...

Keduanya terlihat aktif mengikuti agenda latihan tim selama sepekan belakangan. Latihan tersebut memang dijadikan ajang seleksi bagi penggawa Arema U-21 untuk mengantongi tiket promosi ke skuad senior.

Setelah musim lalu batal dipromosikan ke skuad senior, namun penampilan keduanya saat ini dinilai banyak mengalami peningkatan. Utamanya Teguh Amirudin yang semusim dipinjamkan ke Persekam Metro FC. Apalagi kiper jangkung ini langsung dipercaya menjadi penjaga gawang Metro FC. “Performa mereka makin bagus,” puji Dwi Sasmianto.

“Kalau kans mereka gabung skuad senior, belum bisa saya jawab sekarang. Yang jelas harus diakui mereka tambah matang. Tinggal pengalaman tanding saja yang perlu ditambah,” urainya

Faktor jam terbang itulah yang membuat keduanya masih kalah dari Beny. Sekalipun seumuran, tapi Teguh Ari dan Teguh Amirudin belum memiliki pengalaman bertanding di level ISL. Sementara Beny sudah pernah main di lima pertandingan kasta tertinggi kompetisi nasional.

“Pengalaman tanding berhubungan dengan mental tanding mereka. Semakin tinggi jam terbang, semakin bagus untuk pembentukan mental tanding mereka. Nah, mental Beny bisa dibilang masih di atas dua rekannya itu karena faktor pengalaman tanding. Apalagi dia pernah lama berlatih di Uruguay,” beber Dwi.

Faktor jam terbang itulah yang membuat keduanya masih kalah dari Beny. Sekalipun seumuran, tapi Teguh Ari dan Teguh Amirudin belum memiliki pengalaman bertanding di level ISL. Sementara Beny sudah pernah main di lima pertandingan kasta tertinggi kompetisi nasional.

“Pengalaman tanding berhubungan dengan mental tanding mereka. Semakin tinggi jam terbang, semakin bagus untuk pembentukan mental tanding mereka. Nah, mental Beny bisa dibilang masih di atas dua rekannya itu karena faktor pengalaman tanding. Apalagi dia pernah lama berlatih di Uruguay,” beber Dwi. (MalangPost/Foto:Ongisnade)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar